Kamis, 15 Januari 2009
Persaingan MOTOR BESAR di INDONESIA
Beberapa agen tunggal pemegang merek (ATPM) motor di Indonesia makin serius terjun ke pasar moge. Padahal selama ini pasar Tanah Air lebih di dominasi varian motor bebek dan skuter matik. Bukti nyatanya bisa terlihat di gelaran Jakarta Motorcycle Show 2008 beberapa waktu lalu.
ng Promotion and Dealer Development Manager IMNI Edi Darmawan, kehadiran motor-motor tersebut menunjukkan Suzuki juga memiliki produk high end built up. "Suzuki melihat bahwa permintaan untuk jenis motor gede di Indonesia ada. Motor-motor ini mempunyai penggemar khusus dan pangsa pasarnya tetap stabil," ujarnya.
Selasa, 13 Januari 2009
Kenali & Ketahui Karakter Mesin Motor
Dalam satu seminar zaman dulu, Bill Gates berkata bijak, "Belilah motor yang sesuai dengan kebutuhan."
Walaupun kalimat di atas sekedar guyon, namun inilah yang saya angkat kali ini. Sebelum membeli sepeda motor (alias motor aja), seharusnya kita pertimbangkan dulu apa yang kita inginkan, karena sekarang ini kebanyakan orang sudah lupa akan step awal yang satu ini. Apalagi jika harga atau mungkin body motor yang menggiurkan, masalah fungsi utama atau manfaat jadi terabaikan. Apalagi kalau sudah lihat iklan-iklan motor di TV... wah...
Pada dasarnya, yang menjadi pertimbangan adalah boros bensin atau tidak (kecuali kalau harga bensin naik 10 tahun sekali). Anda yang suka ngebut pasti beda selera dengan si Udin yang suka santai sekalian hemat bensin.
Cara paling gampang adalah mengenali karakter mesin. Cara memahamainya juga tidak perlu harus bertitel insyinyur, orang awam dijamin bisa. Ketika mau beli motor, biasanya sales kasih brosur (atau Anda bisa cari sendiri). Kumpulkan brosur dari beberapa merek motor. Jangan langsung percaya begitu saja dengan kata-kata manis brosur, karena ada satu hal yang tidak bisa dipungkiri. Coba tengok dengan seksama spesifikasi teknisnya.
Sebagai contoh perbandingan, lihatlah brosur Honda Supra X 125 dan Suzuki Shogun 125. Keduanya sama-sama mengusung mesin125 cc 4-Tak dan pendingin udara namun karakternya berbeda. Secar singkat bisa ditebak karakter mesinnya.
Tenaga Terbesar
Tidak perlu lihat spek yang lain-lain. Anggap saja sama dengan kompetitor. Cukup lihat daya maksimum. Khusus Supra X 125 yaitu 9,3 dk pada putaran mesin 7.500 rpm. Nah, sebagai perbandingan intip juga spek teknik dari Suzuki Shogun 125. Daya maksimumnya 9,5 hp/7.500 (9,5 dk/7.500). Artinya tenaga terbesar 9,5 dk pada putaran mesin 7.500.
Di atas kertas, tenaga Shogun 125 lebih tinggi sedikit. Menguntungkan buat yang suka tenaga besar. Untuk nanjak dan bawa beban berat lebih kuat. Tapi, ini baru kesimpulan soal tenaga. Karakter pemakaian bensin belum bisa disimpulkan. Jangan-jangan tenaga gede tapi boros bensin.
Konsumsi Bensin Lihat Torsi
Untuk melihat karakter mesin yang sangat penting adalah torsi maksimum. Dari brosur Supra X 125, yaitu 1,03 kgf.m/4.000 rpm. Ini artinya torsi terbesar 1,03 kgf.m pada gasingan mesin 4.000 rpm. Perhatikan juga torsi maksimum si Suzuki Shogun 125. Yaitu 1,1 kgf.m/6.500 rpm. Artinya torsi terbesar pada rpm 6.500 itu. Cukup tinggi.
Bisa disimpulkan. Torsi terbesar Supra X 125 berada di rpm rendah. Yaitu hanya di 4.000 rpm. Untuk menghasilkan tenaga besar, tidak perlu pelintir gas dalam-dalam. Baru putar gas sedikit, motor langsung ngacir. Pantas Supra X 125 lebih irit.
Beda dengan Suzuki Shogun 125, torsi terbesarnya ada di 6.500 rpm. Lebih tinggi 2.500 rpm. Untuk berakselarasi atau ngangkat motor, gasingan mesin harus tinggi. Harus mencapai 6.500 rpm. Perlu putaran gas lebih dalam. Sehingga konsumsi bensin lebih boros.
Kesimpulannya, Supra X 125 cocok bagi Anda yang senang irit bensin. Tapi tenaga puncak sedikit dikorbankan. No big deal!
Hitungan Sederhana
Guna melihat kosumsi bensin bisa dilihat pada letak torsi maksimum pada rpm tertentu. Seperti di Supra X 125 pada 4.000 rpm dan Shogun 125 pada 6.500 rpm. Bedanya sampai 2.500 rpm. Coba saja dihitung perbandingan banyaknya isapan bensin dari selisih itu.
Putaran mesin 2.500 rpm itu artinya terjadi 2.500 rpm putaran kruk as dalam satu menit. Pada mesin 4-Tak, untuk menghasilkan 1 siklus atau 1 langkah isap perlu 2 kali putaran-putaran kruk as. Maka 2.500 dibagi 2, hasilnya 1.250 isapan.
Lumayan banyak bedanya. Dalam satu menit saja beda isapan bensin sampai 1.250 kali. Pantas jika mesin Shogun 125 lebih boros. Kalau dihitung dalam satuan volume bensin, juga bisa ketahuan akan lebih boros.
Posisi Berkendara yang Benar
7 Point Berkendara Yang Benar
1. Mata memandang luas ke depan hindari fokus hanya ke satu objek.
2. Bahu jangan kaku, rileks agar bisa tanggap di segala situasi.
3. Sikut jangan dilebarkan, lemaskan lengan supaya sikut turun.
4. Telapak tangan, genggap grip di tengah lemaskan pergelangan tangan supaya mudah digerakkan.
5. Pinggul pilih posisi duduk yang paling nyaman, jangan terlalu ke depan atau ke belakang. Coba gerakkan setang ke kanan kiri untuk mengecek gerakan tangan tidak terganggu. Kalau posisi duduk tidak nyaman, keseimbangan motor bisa terganggu.
6. Dengkul, jepit tangan tangki dengan dengkul. Ada kalanya menjepit tangki dengan kuat supaya saat melewati jalan rusak atau menikung supaya keseimbangan terjaga.
7. Kaki letakkan di pijakan kaki. Ujung kaki menghadap ke depan. Kaki harus horisontal dengan jalan. Pengereman dan pindah gigi menjadi mantap.
Memasang Double Cakram Belakang
Mau tahu caranya ?. Tiru aja cara yang dilakoni oleh Muadin ini. “Cakram dan kaliper bagian kanan mencomot cakram depan lengkap dengan kaliper milik Shogun,” bilangnya.
Cara pasangnya nggak susah, dengan catatan di velg variasi model baloknya udah disediakan lubang dudukan pengikat cakram. Sama halnya dengan pemasangan caliper, adaptor dan stabilizer caliper sudah tersedia, baut dudukan stabilizer maupun tuas-tuasnya.
Sedangkan untuk cakram lengkap bagian kiri, Muadin yang tinggal di Wringin Anom, mencomot produk D & K. Tekhnik memasang cakram diikutkan dengan baut dudukan gir, pada tromol. Untuk menjaga jarak bebas gir, supaya rantai nggak berbenturan dengan cakram, ditambahkannya ring diantara cakram dengan gir.
Adaptor cakram, produk D&K, untuk pemasangannya diikutkan as roda. Posisinya dibuat simetris dengan sumbu roda. So tampilan kaliper jadi rada ke belakang.